Desa Kekeran, 6 Oktober 2025 — Krama Desa Kekeran, Mengwi, kini memiliki pemimpin baru. I Gusti Ngurah Okanaya secara resmi dikukuhkan sebagai Bendesa Adat Kekeran untuk masa ayahan 2025–2030 dalam sebuah upacara sakral yang berlangsung di Pura Desa Kelod Banjar Tauman, Desa Kekeran.

Rangkaian acara diawali dengan upacara pejayan-jayan, sebagai wujud penyucian diri dan permohonan restu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar pengukuhan Bandesa Adat dan Prajuru Adat Desa Kekeran berjalan lancar serta membawa kerahayuan bagi seluruh krama desa. Pelaksanaan upacara pejayan-jayan berlangsung dengan khidmat, meriah, dan penuh kebersamaan.

Setelah upacara suci tersebut, pada hari Senin (6/10) malam di Wantilan Pura Desa Adat Kekeran Kaler dilanjutkan dengan proses pamikukuh (pengukuhan) Bandesa Adat dan Prajuru Adat Desa Kekeran periode 2025 – 2030. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, MDA Kabupaten Badung, MDA Kecamatan Mengwi, Bandesa & Prajuru Adat Kekeran periode sebelumnya serta yang periode yang baru, Perbekel Kekeran, Lembaga Adat, Kelian Adat dan Dinas se - Desa Kekeran, Ketua Sekaa Teruna se -  Desa Kekeran, Pecalang se - Desa Kekeran, tokoh-tokoh masyarakat, dan krama agung Desa Kekeran juga turut memeriahkan acara pamikukuh tersebut.

Dalam sambutannya, Bandesa Adat Desa Kekeran yang baru dikukuhkan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh krama desa. “Kami siap menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab dan semangat ngayah. Pengabdian kami tidak lain adalah untuk menjaga kelestarian adat, budaya, dan keharmonisan hidup di Desa Kekeran. Dengan dukungan seluruh prajuru adat dan masyarakat, kami yakin dapat melanjutkan berbagai program yang bermanfaat bagi desa adat kita tercinta,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dalam sambutannya mengapresiasi semangat dan kekompakan krama Desa Kekeran dalam melaksanakan upacara pamikukuh ini. “Desa Kekeran menunjukkan contoh pelestarian adat yang patut dicontoh. Pengukuhan Bandesa Adat dan Prajuru Adat bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk meneguhkan komitmen menjaga marwah desa adat dan menjalankan pararem dengan bijaksana,” tutur perwakilan MDA Provinsi Bali.

Kemeriahan acara semakin terasa dengan penampilan tari kolaborasi dari sekaa teruna se-Desa Kekeran yang diiringi oleh penabuh dari Sanggar Tekor Bubuh yang menampilkan semangat dan kebersamaan generasi muda desa. Pertunjukan dilanjutkan dengan bondres yang menghadirkan hiburan bernuansa budaya Bali dengan pesan moral dan canda khas rakyat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan Bandesa Adat dan Prajuru Adat yang baru dikukuhkan mampu menjalankan dharma pengabdian secara tulus ikhlas, menjaga keharmonisan, serta memperkuat jati diri Desa Adat Kekeran sebagai desa yang berbudaya dan berkarakter.